Senin, 09 April 2012

Time Travel (Part 2)


Lompat Ke Masa Depan

Mesin waktu yang bisa membawa kita ke masa depan paling sederhana cara kerjanya adalah seperti ini. Menurut teori relativitas umum Einstein, semakin cepat kita bergerak, waktu berdetak semakin lambat. 

Untuk memahami, kita ambil contoh Twin Problem. Ada 2 orang yang kembar, Bago dan Bado. Suatu hari, Bago pergi ke merkurius dan balik lagi ke bumi dengan pesawat yang bergerak hampir mendekati kecepatan cahaya. Perjalanannya hanya butuh waktu 10 menit, tapi ketika dia balik ke bumi, waktu sudah berlalu 40 tahun. Lho? Kok bisa begini? Ini karena jam di pesawat yang bergerak berdetak lebih lambat daripada jam di bumi. Jadi kalo ada seseorang yang diam melihat orang lain yang bergerak dengan roket, orang dalam roket itu tampak seakan2 diam tak bergerak, padahal orang dalam roket tidak merasa apa-apa, dan baginya waktu berlalu seperti normal. Jadi dalam contoh ini, Bago kembali dan menemui Bado yang sudah lebih tua 40 tahun dari dia. Bago baru saja time travel ke masa depan.

Jadi bisa donk kita ke masa depan? Bisa saja, bahkan sudah ada orang yang melakukannya. Astronot Rusia Sergei Avdeyev yang menetap selama 748 hari di satelit yang bergerak mengorbit bumi dengan kecepatan yang lumayan cepat, telah melompat 0.02 detik ke masa depan. Untuk melompat jauh ke masa depan, dibutuhkan pesawat yang mampu bergerak mendekati kecepatan cahaya. Ini sangat susah, karena massa tubuh kita meningkat drastis seiring meningkatnya kecepatan kita, sampai ketika kecepatan kita sama dengan kecepatan cahaya, massa kita sudah tak terhingga besarnya, sehingga dibutuhkan energi tak terhingga untuk menggerakkan kita.

Nah, kalau ke masa depan sesulit itu, bagaimana kalau kita lompat ke masa lalu saja? Bisa gak? Jawabannya bisa, tapi ternyata lebih sulit lagi. Hehe. Ini caranya.


Kembali Ke Masa Lalu

Untuk kembali ke masa lalu, kita butuh 2 hal. Satu namanya “Tranversable Wormhole”, dan satu lagi namanya “Negative Energy”. Keduanya sangat sulit ditemukan/dibuat dan hampir mustahil. Tapi secara teori, jika kita ada kedua benda ini, maka kita bisa kembali ke masa lalu.

Pertama-tama, kita harus tahu dulu apa itu wormhole. Wormhole atau lubang cacing, sebenarnya adalah sebuah blackhole (lubang hitam). Blackhole adalah sebuah fenomena alam yang terjadi di luar angkasa ketika bintang raksasa mati, meledak, dan runtuh membentuk sebuah lubang hitam yang gaya tarik gravitasinya begitu besar sampai benda apapun tidak bisa meloloskan diri, bahkan cahaya. Blackhole sangat menarik dan misterius, bagi yg penasaran, silakan dilihat penjelasan Blackhole saya disini (Part 1 | Part 2). Intinya, wormhole mirip dengan blackhole, hanya saja, wormhole menghubungkan 2 tempat yang berbeda di jagat raya. Dan bukan hanya 2 tempat yang berbeda, tapi juga 2 waktu yang berbeda. 

Untuk mengerti wormhole, bayangkan ada 2 titik di satu kertas. Titik A dan B. Jika ditanya apa jarak terdekat jika kita hendak menempuh dari A menuju B? Maka jawabannya adalah sebuah garis lurus diantara 2 titik. Tapi sebenarnya ada jalan lain yang lebih cepat, yaitu dengan melipat dua kertas itu sehingga kedua titik saling bertemu. Itulah wormhole, jalur shortcut, jalan pintas antara 2 tempat di universe.

jarak terdekat antara 2 titik di kertas adalah ketika kertas itu dilipat


Wormhole mempunyai 2 pintu, jika salah satu pintu kita letakkan disebuah roket yang bergerak dalam kecepatan cahaya, maka waktu di kedua ujung wormhole itu akan berbeda. Kita bisa menggunakan wormhole yang dimanipulasi seperti ini untuk mengirim kita kembali ke masa lalu. Tapi kekurangannya, kita hanya bisa kembali ke masa setelah mesin waktu ini dibuat, kita tidak bisa kembali ke masa lalu yang lebih jauh dari pada itu.

wormhole

Jika sesuatu masuk ke dalam wormhole, dia bisa keluar dimana saja. Untuk mengontrol lubang cacing ini, diperlukan teknologi yang jauh lebih canggih dari teknologi kita sekarang. Lubang cacing yang bisa menyediakan perjalanan ke masa lalu namanya adalah Einstein-Rosen Bridge. 

Masalahnya, wormhole bukan hanya sulit ditemukan, tapi juga sangat tidak stabil. Ketika jalan pintas antara 2 tempat berbeda muncul, ia hanya muncul selama sepersekian detik dan kemudian akan hilang. Untuk menggunakan wormhole itu sebagai mesin waktu, kita butuh sesuatu energi untuk menahannya supaya tetap terbuka. Energi ini namanya Negative Energy, sesuatu yang sangat langka dan sulit dibuat. Energi negatif yang diperlukan juga masif, hampir sebesar planet Jupiter untuk membuka wormhole seluas 1 meter.

Penutup

Jadi sebenarnya, time travel itu mungkin terjadi. Cuma teknologi kita masih jauh terbelakang. Kata ilmuwan, kita manusia yang menggunakan energi fosil (minyak dan gas) sebagai bahan bakar tidak akan sanggup untuk memanipulasi wormhole atau membangun pesawat dalam skala kecepatan cahaya. Kita masih temasuk ke Civilization Type 0. Untuk bisa demikian, kita harus masuk ke Civilization Type 3, dimana manusia sudah punya kemampuan untuk mengutak atik planet dan ruang-waktu, dan energi kita diambil dari energi bintang dan galaksi. Berapa lama lagi kah itu? 10 tahun? 100 tahun? Coba 1000 tahun!

--END--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar